History Ali bin Abi Thalib Sebagai Khalifah Ke Empat
Ali bin Abi Thalib merupakan khalifah ke empat setelah wafatnya Utsman bin Affan. Ali bin Abi Thalib sendiri merupakan sepupu Nabi Muhammad SAW. Selain itu ia juga menjadi menantu Nabi Muhammad SAW karena Ali bin Abi Thalib menikahi putri Nabi Muhammad SAW yaitu Fatimah.
Pengangkatan Ali sebagai khalifah tidak semulus seperti pengakatan khalifah sebalumnya. Ali di bai'at ditangah suasana hiruk pikuk atas meninggalnya khalifah sebelumnya yaitu Utsman bin Affan. Di bawah ini penulis akan menjabarkan bagaimana kisah pengangkatan khalifah Ali bin Abi Thalib serta bagaimana suasana pada masa kekhalifahaannya yang telah di ambil dari beberapa sumber.
Biografi Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib lahir pada tanggal 13 Rajab 599 Masehi di daerah Hejaz yang berada di Mekkah. Ali bin Abi Thalib merupakan putra dari Abi Thalib Ibn Abdul Muthallib dan dia temasuk sepupu Nabi Muhammad SAW. Ali bin Abi Thalib juga merupakan menantu Nabi Muhammad SAW karena ia menikahi anak dari Nabi Muhammad SAW yaitu Fatimah.
Ali bin Abi Thalib termasuk orang yang pertama kali masuk Islam dari golongan pria, ia masuk Islam pada saat usianya masih sangat muda. Ada yang pendapat yang mengatakan bahwa saat nabi menerima wahyu pertama, Ali bin Abi Thalib masih berusia 13 tahun, ada juga yang berpendapat saat itu usia Ali masih 9 tahun.
Ali bin Abi Thalib adalah orang yang dipercayai sebagai penasihat pada zaman khalifah-khalifah sebelumnya, yakni Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khaththab, dan Utsman bin Affan. Beliau diangkat menjadi penasihat karena menurut para sahabat Ali bin Abi Thalib adalah orang yang pandai dan bijaksana.
Pengangkatan Ali bin Abi Thalib Sebagai Khalifah
Pembai'atan Ali bin Abi Thalib tidak semulus pembai'atan khalifah-khalifah sebelumnya, Ali bin Abi Thalib di bai'at di tengah pertentangan dan kekcauan yang terjadi pada umat Islam di Madinah akibat meninggalnya Utsman bin Affan.
Kaum pemberontak yang membunuh Utsman bin Affan mendaulat Ali bin Abi Thalib untuk bersedia di bai'at menjadi khalifah. Sebelumnya kaum pemberontak mendatangi para sahabat satu persatu, seperti Ali bin Abi Thalib, Thalhah, Zubair, Saad bin Abi Waqqash, dan Abdullah bin Umar bin Khaththab. Mereka meminta agar salah satu diantara para sahabat tersebut untuk menjadi khalifah, namun para sahabat tersebut menolak.
Tak hanya kaum pemberontak yang menginkan Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah, tetapi kaum Anshar dan Muhajirin juga meminta Ali bin Abi Thalib bersedia di bai'at menjadi khalifah. Tetapi Ali menolak, karena Ali mau agar urusan itu diselesaikan melalui musyawarah dan harus mendapat persetujuan dari para sahabat.
Karena suasana yang sangat kacau pada saat itu, massa rakyat mengemukakan bahwa umat Islam harus segera memiliki pemimpin agar tidak terjadi kekacauan yang lebih besar, akhirnya Ali pun bersedia di angkat menjadi khalifah. Proses pembai'atan Ali bin Abi Thalib pada saat itu di mayoritasi oleh kaum Muhajirin dan Anshar, seta beberapa sahabat, seperti Thalhah dan Zubair
Sejarah Singkat Masa Kekhalifahan Ali bin Abi Thalib
Pemerintahan pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib kala itu sangat tidak stabil, pasalnya banyak pemberontakan yang terjadi dari kelompok kaum muslimin sendiri. Salah satunya adalah pemberontakan yang dilakukan oleh Thalhah, Zubair dan Siti Aisyah.
Siti Aisyah bergabung dengah Thalhah dan Zubair untuk menentang khalifah ali dengan alasan penolakan Ali menghukum pembunuh Utsman. Muawiyah juga turut andil dalam pemberontaka ini, mereke berusaha untuk menurunkan kredibilitas khalifah di mata umat Islam dengan cara menuduh bahwa khalifah berada dibalik pembunuhan khalifah Utsman.
Khalifah Ali bin Abi Thalib telah berusaha untuk menghindari peperangan yang terjadi, tetapi beliau tidak berhasil. Sampai pada akhirnya terjadi pertempuran antara pasukan Thalhah, Zubair, dan Aisyah melawan pasukan khalifah Ali bin Abi Thalib. Peperangan itu terjadi pada tahun 36 H. Thalhah dan Zubair terbunuh dalam peperangan itu pada saat mereka mencoba melarikan diri, sementara Aisyah dikembalikan ke madinah.
Banyak pemberontakan yang terjadi pada zaman khalifah Ali bin Abi Thalib, sampai pada akhirnya Ali bin Abi Thalib meninggal akibat dibukul oleh Abdurrahman pengikut setia kaum Khawarij. Sebelumnya kaum Khawarij memeng sudah merencanakan untuk membunuh Ali bin Abi Thalib.
Aksi pembunuhan yang dilakakukan kaum Khawarij terhadap Ali bin Abi Thalib itu bermaksud untuk balas dendam atas kematian keluarga seorang wanita teman dari Abd Ar-Rahman Ibn Muljam yang terbunuh di Nahrawan.
REFERENSI :
Asy-Syalab, At-Tarikhu Al-Islami Wa-Alhadlii-atu Al-Islamiyah, Terj. Prof. DR. Muhtar Yahya
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, Cet. ke-1, (Bandung : Pustaka Setia, 2008).
No comments:
Post a Comment