Wednesday, June 17, 2020

Pengertian Pengetahuan, Jenis dan Fungsinya - Filsafat Ilmu

Pengertian Pengetahuan, Jenis dan Fungsinya - Filsafat Ilmu


    Istilah ilmu dan pengetahuan diambil dari bahasa Arab, alima, ya’lamu, ‘ilman yang berarti mengerti dan memahami benar-benar. Dalam bahasa Inggris istilah ilmu berasal dari kata Science, yang berasal dari bahasa latin Scienta dari bentuk kata kerja scire, yang berarti mempelajari dan mengetahui. Untuk lebih lanjut akan kita ulas dari beberapa sumber pengertian, jenis-jenis dan fungsi pengetahuan dibawah ini.



Pengertian Pengetahuan


    Pengetahuan adalah segala hal yang diketahui manusia sebagai proses dan produk dari rasa dan kapasitasnya untuk mengetahui sesuatu. Umumnya pengetahuan seseorang tentang sesuatu dimulai dari adanya rangsangan dari suatu objek. Rangsangan itu menimbulkan rasa ingin tahu (curiosisity) yang mendorong seseorang untuk melihat, menyaksikan, mengamati, mengalami dan sebagainya.

    Pengetahuan manusia dapat dibeda-bedakan dari berbagai segi. Dari segi asalnya, ada pengetahuan yang berasal dari indera, yang disebut pengetahuan indrawi (sensual knowledge) kita tahu bahwa bunga mawar di kebun rumah kita berwarna merah, berkat indra  mata. Harum semerbak berkat indra penciuman. Berduri berkat kulit kita pernah menyentuhnya.

    Dari himpunan berbagai cerapan pengetahuan indrawi, manusia kemudian berpikir dan berpikir, hingga ia menyimpulkan dan menghimpun pengetahuan hasil olahan otak yang berpikir. Pengetahuan jenis ini sering disebut pengetahuan rasional (rational knowledge).

    Disamping indra dan akal, manusia juga dilengkapi oleh hati, kalbu dan nurani. Hasil cerapan indera kemudian ditnggapi dan disikapi oleh rasa manusia. Supaya jelas, mari kita lihat kembali bunga mawar tadi. Dengan melihat bunga mawar yang indah dan wanginya yang semerbak, timbullah appresiasi dan inspirasi untuk menuangkannya dalam karya seni, baik lukisan maupun puisi. Inilah yang disebut karya seni (art work).
Manusia adalaah satu-satunya makhluk hidup yang mengembangkan pengetahuan ini secara sungguh-sungguh. Makhluk lain seperti binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuannya sebatas untuk kelangsungan hidupnya (survival). Pengetahuan ini mampu dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama, yakni:

Manusia mempunyai bahasa yang mampu mengomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatar
        belakangi informasi tersebut.
Manusia mengembangkan pengetahuannya dengan cepat dan bagus karena mempunyai kemampuan
        berpikir menurut satu alur tertentu.

    Secara garis besar cara berpikir seperti ini disebut dengan penalaran. Binatang atau hewan mampu berpikir namun tidak mampu berpikir nalar. Insting binatang jauh lebih peka dari pada insting insinyur geologi, binatang atau hewan sudah jauh-jauh mencari tempat untuk perlindungan yang aman sebelum gunung meletus. Namun binatang tidak bisa menalar tentang gejala tersebut mengapa gunung meletus, faktor apa yang menyebabkan gunung itu meletus dan apa yang dilakukan untuk mencegah semua itu terjadi.

    Dua kelebihan inilah yang memungkinkan manusia mengembangkan pengetahuannya yakni, bahasa yang bersifat komunikatif dan pikiran yang mampu menalar. Tentu saja tidak semua pengetahuan berasal dari proses penalaran, sebab berpikirpun tidak semua berdasarkan penalaran. Manusia bukan semata-mata makhluk yang berpikir, sekerdar homo sapiens yang steril. Manusia adalah makhluk yang berpikir, merasa, mengindra dan totalitas pengetahuannya berasal dari ketiga sumber tersebut, disamping wahyu, yang merupakan komunikasi yang pencipta dengan makhluknya. Jadi dasar-dasar pengetahuan itu ada empat yaitu penalaran, logika, sumber pengetahuan dan kriteria kebenaran.


Pengetahuan Menurut Beberapa Ahli

Harun Nasution (1985)

Berpendapat bahwa pengetahuan pada hakikatnya adalah keadaan mental (mental state). Mengetahui sesuatu ialah menyusun pendapat tentang sesuatu itu, dengan kata lain menyusun gambaran dalam akal tentang fakta yang ada.

Dr. Mohammad Hatta 

Menulis bahwa pengetahuan yang didapat dari pada pengalaman disebut “pengetahuan pengalaman” atau ringkasnya “pengetahuan”. Pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan disebut ilmu.

Dr M.J. Langeveld

Guru besar di “Rijk Universiteit” Utrecht, ini mengatakan bahwa pengetahuan itu adalah kesatuan subyek yang mengetahui dan obyek yang diketahui. Suatu kesatuan dalam mana obyek itu dipandang oleh subyek sebagai diketahuinya.

James K.Feibleman 

Merumuskan,  pengetahuan sama dengan hubungan antara objek dan subjek.

Max Scheler (1874-1928) 

filsuf bangsa jerman, berpendapat bahwa pengetahuan dapat dirumuskan sebagai partisipasi oleh suatu ralita dalam suatu realita yang lain, tetapi tanpa terjadinya modifikasi-midifikasi dalam kualitas yang lain itu. Sebaliknya subyek yang mengetahui, dipengaruhi.


Jenis-jenis Pengetahuan


Pengetahuan manusia dapat pula dikategorikan kepada tiga jenis, yaitu:

a. Pengetahuan indrawi

    Pengetahuan ini meliputi semua fenomena yang dapat dijangkau secara langsung oleh pancaindra. Kita tahu bahwa bunga mawar di kebun rumah kita itu berwarna merah, berkat indra mata. harum semerbak berkat indra pencuiman. Berduri karena kulit kita pernah menyentuhnya. Batas pengetahuan ini adalah sesuatu yang tidak tertangkap oleh pancaindra. Kedudukan knowledge ini adalah penting sekali, karena ia merupakan tangga untuk menuju ilmu.

b. Pengetahuan keilmuan

    Pengetahuan ini meliputi semua fenomena yang dapat diteliti dengan riset atau eksperimen, sehingga apa yang berada di balik knowledge bisa terjangkau lagi oleh rasio, atau otak dan pancaindra.

c. Pengetahuan falsafi

    Pengetahuan ini mencakup segala fenomena yang tak dapat diteliti, tetapi dapat dipikirkan. Seperti halnya dengan bunga mawar tadi, dengan melihat bunga mawar yang indah dan wanginya yang semerbak, timbullah appresiasi dan inspirasi untuk menuangkannya dalam karya seni, baik lukisan maupun puisi.

    Hendrik Rapar, mengemukakan bahwa jenis pengetahuan itu dibagi tiga. Sedangkan Burhanuddin Salam, sebagaimana dikutip oleh Amsal Bakhtiar jenis pengetahuan ada empat, yaitu:

Pengetahuan biasa

    Pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan sebagai (common sense), dan sering diartikan sebagai (good sense), karena seseorang memiliki Sesuatu di mana ia menerima secara baik. Semua orang menyebut warna ini putih karena memang itu putih. Air itu panas karena memang dipanasi dengan api. Makanan bisa mengganjal rasa lapar, dll. Common sense diperoleh dari pengalaman sehari-hari. Pengetahuan ini disebut dengan pengetahuan pra ilmiah dan nir ilmiah.

Pengetahuan ilmu (science) 

    Adalah pengetahuan yang diperoleh lewat penggunaan metode-metode ilmiah yang lebih menjamin kepastian kebenarannya. Ilmu pada hakikatnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan commons sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode. 

Pengetahuan filsafat. 

    Diperoleh lewat pemikiran rasional yang didasarkan pada pemahaman, spekulasi, penilaiaan kritis dan penafsiran. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit dan rigit, filsafat membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali.

Pengetahuan agama 

    Pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama. Pengetahuan mengandung beberapa hal yang pokok, yaitu ajaran tentang cara berhubungan dengan Tuhan, yang disering disebut dengan hubungan secara vertikal (hablun min Allah), dan cara berhubungan dengan sesama manusia (hablun min al-nas). Pengetahuan agama yang paling penting adalah pengetahuan tentang tuhan, selain itu tentang keyakinan (keimanan) dan syariat (implementasi dari keyakinan). Pengetahuan ini sifat kebenarannya adalah mutlak karena berasal dari firman Tuhan dan sabda Nabi.

    Gabungan dari berbagai pengetahuan atas indrawi, seni dan rasional, lalu diolah, dipikirkan, direnungkan dan dicari hakikatnya secara mendalam, sistematis, radikal dan universal. Pengetahuan tingkat ini disebut pengetahuan filsafat (philosophical knowledge).

    Pengetahuan pada dasarnya membicarakan pada tiga hal, yaitu: alam, Tuhan, dan Manusia. Semua objek tersebut masuk dalam kognitif manusia sehingga dia memiliki tahu dalam berbagai macam bidang yang kemudian diklarifikasikannya sendiri sesuai kreativitas dirinya terhadap pengetahuan, kebudayaan dan peradaban


Fungsi Pengetahuan


    Pengetahuan (knowledge) adalah proses dan hasil cerapan tahu manusia secara umum. Setelah ini, semua disistematiskan, disusun rapi dan ditata menurut metode dan sistematika tertentu, maka disebut ilmu pengetahuan (scine dalam arti luas). Ilmu pengetahuan manusia itu dibagi atas tingkatan tertentu sebagai berikut :

Ilmu pengetahuan deskriptif.
Ilmu pengetahuan normatif.
Ilmu pengetahuan kausal.
Ilmu pengetahuan essensi.

    Ilmu pengetahuan deskriptif memberikan jawaban atas pertanyaan apa (What is it?) dan bagaimana (How is it?). Sedangkan ilmu pengetahuan normative menjawab pertanyaan seharusnya bagaimana (How it Should be). Ilmu pengetahuan kausal berupaya menjawab pertanyaan apa yang terjadi jika dua fenomena atau lebih dihubungkan. Contohnya ilmu alam, menyelidiki apa reaksi dan relasasi antara berbagai obyek dan fenomena alam. Ilmu ekonomi, misalnya, meneliti apa hubungan persediaan dan permintaan (supply and demand) dalam mekanisme pasar. Ilmu pengetahuan essensi berupa mengungkapkan hakikat dari segala sesuatu.


    Ilmu pengetahuan tidak diciptakan untuk maksud mendirikan atau merobohkan satu bagian tertentu dari kepercayaan (iman), tetapi hanya untuk menguji dengan kritis apa saja yang datang kepadanya di dalam dunia wajar dan untuk mengakui realitasnya secara jujur. Jadi fungsi ilmu pengetahuan dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Fungsi Deskriptif

Yaitu menggambarkan, melukiskan, dan memaparkan suatu objek atau masalah sehingga mudah dipelajari oleh peneliti.

2. Fungsi Pengembangan

Yaitu melanjutkan hasil penemuan yang terdahulu dan menemukan hasil ilmu pengetahuan yang baru.

3. Fungsi Prediksi

Yaitu meramalkan kejadian-kejadian yang besar kemungkinan terjadi sehingga manusia dapat mengambil tindakan-tindakan yang perlu dalam usaha menghadapinya.

4. Fungsi Kontrol
Yaitu berusaha mengendalikan peristiwa-peristiwa yang tidak dikehendaki.



Referensi :

Nur A. Fadhil Lubis, Pengantar Filsafat Umum, (Medan: IAIN PRESS, 2011).

Muhammad Syukri Albani Nasution dan Rizki Muhammad Haris, Filsafat Ilmu, (Depok: PT Raja Grafindo 
    Persada, 2017).

Syafaruddin, Filsafat Ilmu, (Bandung: CITA PUSTAKA MEDIA PERINTIS, 2008).

Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1982).

No comments:

Post a Comment

Sumber-sumber Hukum Islam

 Sumber-sumber Hukum Islam      Sebagaimana yang kita ketahui bersama, Islam merupakan agama yang tegas dan bijaksana dalam menetapkan suatu...