Friday, September 4, 2020

Penjelasan dan Ciri-ciri Mendasar Tentang Makkiyah dan Madaniyyah

Penjelasan dan Ciri-ciri Mendasar Tentang Makkiyah dan Madaniyyah






    Umat Islam pastinya sudah tidak asing lagi mendengar kata Makkiyah dan Mafaniyyah. Makkiyah dan Madaniyyah merupakan tempat dimana ayat-ayat Al-Qur'an diturunkan. Dalam artikel ini, penulis akan merincikan bagaimana Penjelasan dan Ciri-ciri Mendasar Tentang Makkiyah dan Madaniyyah.





Pendapat Para Ahli Tentang Makkiyah dan Madaniyyah


    Para ilmuan sarjana muslim mengungkapkan bahwa ada berbagai perspektif dalam mendefinisikan terminologi Makkiyah dan Madaniyyah, diantaranya adalah yang Pertama, dari perspektif masa turunnya, disebutkan bahwa Makiyyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, dan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun sesudah Rasulullah hijrah ke Madinah kendatipun bukan Madinah. Ayat-ayat yang turun setelah peristiwa hijrah disebut Madaniyyah walaupun turun di Mekah atau Arafah.

    Kedua, dari perspektif tempat turunnya disebutkan bahwa Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun di Mekah dan sekitarnya seperti Mina, Arafah, dan Hudibiyyah. Sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun di Madinah dan sekitarnya, seperti Uhud, Quba', dan Sul'a.




    Ketiga, dilihat dari objek pembicaraannya bahwa Makkiyah adalah ayat-ayat yang menjadi kitab bagi orang-orang Mekah, sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Madinah.

    Definisi diatas dirumuskan oleh para sarjana muslim berdasarkan asumsi bahwa kebanyakan ayat Al-Qur'an yang dimulai dengan ungkapan "ya ayyuha ala-naas" menajdi kriteria dari Makkiyah dan ungkapan "ya ayyuha Al-ladziina" menjadi kriteria dari Madaniyyah.

Cara Mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah


    Para sarjana muslim juga telah melakukan dua pendekatan Untuk menetapkan serta mengetahui yang mana ayat-ayat Al-Qur'an yang termasuk dalam kategori Makkiyah dan Madaniyyah, kedua pendekatan tersebut antara lain :

  • Peratama, melalui pendekatan periwayatan, dengan melalui pendekatan ini para sarjana muslim merujuk kepada riwayat-riwayat yang berasal dari para sahabat, yaitu orang-orang yang besar kemungkinannya menyaksikan turunnya wahyu. Ataupun bisa melalui generasi tabiin yang saling berjumpa dan mendengar langsung dari para sahabat.
  • Kedua, melalui pendekatan Analogis (Qiyas), dalam melakukan pengkategorian Makkiyah dan Madaniyyah, para sarjana muslim penganut pendekatan analogi bertolak kepada ciri spesifik dari kedua klasifikasi itu, bila dalam surat Makkiyah terdapat sebuah ayat yang memiliki ciri-ciri khusus Madaniyyah maka itu termasuk surah Madaniyyah.

Ciri Spesifik dari Makkiyah dan Madaniyyah


    Dalam menentukan ciri-ciri yang lebih spesifik tentang Makkiyah dan Madaniyyah, para ahli sarjana muslim telah merumuskannya sebagai berikut :

  • Makkiyah

  1. Ayat-ayat dimulai dengan kata "kalla"
  2. Ayat-ayatnya mengandung tema kisah para nabi dan umat-umat terdahulu
  3. Dimulai dengan bacaan "ya ayyuha an-nas"
  4. tidak ada ayat yang dimulai dengan bacaan "ya ayyuha Al-ladzina"
  5. Ayatnya dimulai dengan huruf terpotong seperti "alif lam mim" dan sebagainya, kecuali surah Al-Baqarah [2] dan Ali-Imran [3].


  • Madaniyyah
  1. Mengandung ketentuan-ketentuan faraid dan had
  2. Mengandung sindiran tehadap kaum munafik, kecuali surah Al-Ankabut
  3. Mengandung uraian tentang perdebatan dengan ahli kitabin.

    Ciri umum lainnya juga disebutkan bahwa Makkiyah banyak menjelaskan tentang ibadah kepada Allah, penetapan risalah kenabian, penetapan hari kebangkitan dan pembalasan, uraian tentang hari kiamat, siksaan nekara dan kenikmatan surga. Selain itu Makkiyah juga mempunyai ciri yaitu ayat dan surahnya yang pendek-pendek.

    Sedangkan ciri umum lainnya pada Madaniyyah adalah banyak  emnjelaskan tentang permasalahan ibadah, muamalah, rumah tangga, warisan, keutamaan ijtihad, kehidupan sosial, serta persoalan tentang pembentukan hukum syara'. Selain itu, Madaniyyah juga mempunyai ciri yaitu ayatnya yang panjang-panjang.




REFERENSI :

Rosihon Anwar, Ulum Al-Qur'an, Cet I, (Bandung : Pustaka Setia, 2007).

Manna' Al-Qaththan, Mabahits fi 'ulum Al-Quran, Mansyurat Al-'Ashr Al-Hadis, ttp., 1973.

Subhi Ash-Shalih, Mabahits fi 'Ulum Al-Qur'an, Dar Al-Qalam li Al-Malayyin, Bairut, 1988.

No comments:

Post a Comment

Sumber-sumber Hukum Islam

 Sumber-sumber Hukum Islam      Sebagaimana yang kita ketahui bersama, Islam merupakan agama yang tegas dan bijaksana dalam menetapkan suatu...